UAS Sebut Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Antek Yahudi: Mesti Ditangkap!
- viva.co.id
VIVA Jabar – Kontroversi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun muncul ketika beredar sebuah video yang memperlihatkan jemaah sholatnya, wanita berada di shaf paling depan bercampur dengan pria. Semenjak itu, banyak kontroversi lain yang hingga kini jadi perbincangan hangat di publik.
Mendengar kabar ini, Ustaz Abdul Somad (UAS) ikut memberikan kritik kepada pimpinan Ponpes Al Zaytun atas dugaan adanya aliran sesat. Kritikan pedas itu diungkapkan UAS dalam sebuah ceramahnya belum lama ini.
“Jangan memasukkan anak karena bangunannya yang megah. Rupanya aliran sesat,” sindir UAS, dikutip dari tayangan YouTube AL-MASYUDIEN OFFICIAL, Selasa, 20 Juni 2023.
Kemudian UAS juga menyindir pimpinan Ponpes Al Zaytun, yakni Panji Gumilang yang diduga mengajak santri dan orang-orang di hadapannya bernyanyi bersama dengan lagu yahudi.
“Adapula tuan syekhnya, di depan santri, di dalam Masjid anak-anak santri malah diajarkan lagu Hanevo Shalom Aleichem,” ungkap UAS sembari mencontohkan lagi yahudi yang dimaksud.
“Itu salam yahudi, bodoh,” tegas UAS yang sangat murka.
Pendakwah yang dekat dengan Daniel Mananta itu lantas bertanya apakah jemaahnya sudah melihat video viral soal Al Zaytun. Menurutnya, pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang harus ditangkap.
“Udah dapat videonya? Saya sudah dapat. Ini orang musti ditangkap ini, antek Yahudi,” ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Gubernur Jawa Barat telah mengirimkan tim investigasi ke Ponpes Al Zaytun. Tim investigasi tersebut ditugaskan selama 7 hari untuk mencari fakta dan tabayyun kepada pihak pengelola pesantren.
“Polemik Pesantren Al Zaytun Indramayu akan ditindaklajuti dengan menugaskan Tim Investigasi dari Pemprov Jawa Barat, untuk bertugas selama 7 hari untuk mencari fakta dan tabayun kepada pihak pengelola pesantren,” terang Kang Emil, sapaan akrabnya di Twitter, dikutip Selasa, 20 Juni 2023.
Tim investigasi akan bertugas per hari ini, Selasa, 20 Juni 2023. Ia memihak pihak Pesantren Al Zaytun untuk kooperatif dan memberikan jawaban seluas-luasnya.
Kata Kang Emil, jika tidak kooperatif maka akan ada konsekuensi hukum dan administrasi terkait eksistensi lembaga pendidikan dibawah binaan Kementrian Agama.