Airlangga Pribadi: Lemahnya Pondasi Demokrasi Kita, Mengatur Hukum Sesuai Keinginan Kekuasaan
- Istimewa
"Di Indonesia, para akademisi dan pakar politik sudah memiliki pemahaman mendalam mengenai demokrasi beserta kekurangan-kekurangannya.Salah satu tantangan demokrasi Indonesia adalah mudahnya kelompok rentan dimanipulasi suaranya dalam pemilihan. Semakin sedikit suara kelompok menengah yang terpilih, maka kualitas demokrasi juga semakin rendah. Menjaga demokrasi di Indonesia hasil perjuangan panjang. Meski tak sempurna, demokrasi mampu memperbaiki diri sendiri, " jelasnya.
Salah satu perwakilan Seniman, Akbar Yumni menjelaskan tentang peran sejarah atau masa lalu bagi demokrasi masa kini dan masa depan dari segi seni mengenai demokrasi “demos”.
Akbar menegaskan, sebagai seniman yang percaya masa lalu dapat berubah karena jika hanya berorientasi ke masa depan maka masa lalu hanya korban yang tidak berdaya.
Diketahui pada awalnya teater dan demokrasi menyatakan berdialog salah satu unsur paling penting. Kemudian Terdapat perbedaan demokrasi yang didahului dengan masa kini yaitu demokrasi di ruang publik bukan domestik. Sebelum sampai ke penutup acara ada sesi tanya jawab antara penonton dengan pembicara salah satunya mengenai apa yang harus disikapi untuk kedepannya sebagai generasi Z untuk kedepannya apabila suatu saat menjadi tokoh-tokoh penjaga keadilan di tahun 2045 mendatang dengan memperhatikan kalangan bawah tanpa status apapun, " papar Akbar.
Diskusi yang digelar Wanustara Institut ini berlangsung hangat dan konstruktif. Beragam nilai, gagasan, dan masukan hadir dari para sarjana untuk upaya meningkatkan kualitas demokrasi Indonesia kedepan.