Jadi Jurnalis 12 tahun, Lukman Pimpin PDAM Subang
Awal masuk ke PDAM, Lukman menyadari tingkat kebocoran air cukup tinggi. Selain itu, pola pembayaran rekening air yang belum sepenuhnya digital. Persoalan lainnya, PDAM Subang masih terseok-seok melayani pelanggan industri karena keterbatasan idle capacity air.
Bersama Direktur teknik dan Direktur Bidang Umum, dibentuk tim khusus penanggulangan non revenue water (NRW) yang di antara tugasnya memetakan dan menangani kebocoran air.
Kemudahan pembayaran rekening air juga bisa dirasakan para pelanggan. Kini sudah bisa dilakukan melalui payment point online bank (PPOB) di hampir seluruh aplikasi pembayaran.
"Dulu memang sudah bisa melalui online. Tapi jika tunggakan lebih dari tiga bulan, harus ke kasir. Sekarang sudah bisa hingga satu tahun, kita berikan kemudahan untuk pelanggan. Bertahap lebih dari 70 persen pelanggan sudah membayar secara online," paparnya.
Sementara untuk percepatan layanan untuk industri, kini tengah gencar dilakukan kerjasama dengan pihak swasta. Di antaranya untuk melayani Pelabuhan Patimban dan sejumlah kawasan industri.
Lukman menyadari, tantangan yang dihadapi PDAM Subang memang tidak mudah. Tapi ia optmis target yang diharapkan bisa tercapai.
Bagi Lukman, figur Dahlan Iskan dan Ignasius Jonan menjadi inspirator dalam melakukan inovasi serta perubahan di PDAM Subang.