Puncak Musim Kemarau, Tampungan Bendungan Ir H Djuanda Masih Terkendali

Bendungan Ir. H. Djuanda
Sumber :
  • Istimewa

“Pemberian air harus dilakukan dengan prinsi tepat uang, tepat waktu dan tepat guna. Dalam pelaksanaannya, pemberian air pada musim kemarau memang harus ada effort yang lebih dari pemanfaat air di areal irigasi karena pemberian air sudah ditentukan waktu, kubikasi dan tempatnya. Artinya alokasinya sudah ditentukan,”ujar Anton Mardiyono.

Gelar Safari Ramadan, Jasa Tirta II Bagi-bagi 1.000 Sembako Murah

Metode seperti itu dikenal juga dengan giring gilir air. Pola pemberian air seperti itu sudah normatif dirumuskan dan disepakati bersama dengan Komisi Irigasi dan petani pemanfaat air. 

“Kedisiplinan para petani ini yang mungkin jadi perlu effort lebih sehingga alokasi air yang diberikan bisa optimal. Petani bisa mendapatkan informasi jadwal giring gilir air dari petugas di lapangan kemudian setiap kabupaten kota memiliki Komisi Irigasi yang biasanya selalu standby apabila dalam kondisi seperti ini,”kata Anton Mardiyono.

Curah Hujan di Purwakarta Masih Tinggi, Petugas Penanggulangan Bencana Diminta Siaga

Anton Mardiyono menambahkan pasokan air untuk irigasi air minum melalui pdam, dan industri dapat dipasok sampai akhir tahun 2023 dengan catatan semua pihak mematuhi kesepakatan alokasi air yang sudah disepakati bersama. 

Sedangkan apabila hujan belum kunjung turun, Jasa Tirta II bersama PT. PLN Indonesia Power dan PT. PLN Nusantara Power, BBWS Citarum (Kementerian PUPR) dibantu BMKG, BRIN akan menyiapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

Jasa Tirta II Raih Penghargaan Elite Anugerah BUMN 2024

“TMC kita rencanakan di Bulan Oktober dan target menghasilkan air efektif di Bulan November dengan target menambah tampungan air di 3 Waduk ± 450 juta m3,”ucap Anton Mardiyono. 

TMC akan dilaksanakan untuk 30 hari operasi dan pelaksanaannya masih fleksibel apabila memang potensi awannya masih cukup tinggi dan kebutuhan air di 3 waduk masih diperlukan tambahan.

Halaman Selanjutnya
img_title