Ketua WKI Maria Ekowati Katakan Perceraian dan KDRT Punya Dampak Luar Biasa

Ilustrasi Kekerasan & Penganiayaan
Sumber :
  • Screenshot berita VivaNews

VIVA Jabar - Akhir-akhir ini dikabarkan marak terjadi kekerasan dan penganiayaan terhadap kaum yang selama termarjinalkan, yakni perempuan. Termasuk di lingkungan keluarga. Dan kasus di dalam rumah tangga kerap mengorbankan berbagai hal, termasuk kesehatan mental yang dialami oleh perempuan.  

Teuku Ryan Bongkar Fakta Mengejutkan Soal Restu Ibu Sebelum Menikahi Ria Ricis

Begitu diungkapkan Ketua Wanita Keren Indonesia (WKI) Dra. Maria Ekowati dalam acara media briefing 'Pentingnya Kesehatan Mental untuk Cegah Bullying dan Flexing', di Jakarta belum lama ini.

"Yang namanya berpisah atau ditinggal pasangan itu sesuatu banget, itu sangat berpengaruh ke individu seseorang," ujar Maria dilansir dari viva.co.id

Dibantai Filipina 6-1, Begini Kata Pelatih Timnas Indonesia U-17 Wanita

Menurut Maria, bila ditinjau berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Indonesia, maka tingkat presensi kasus KDRT dan perceraian di Indonesia cukup tinggi. 

Maria mengatakan, tingginya kasus KDRT ini berdampak pada kesehatan mental para perempuan yang belum siap menghadapi hal tersebut. Maria menambahkan bahwa perempuan di era gencarnya teknologi ini sebenarnya dapat memiliki coping mechanism dan resiliensi yang tinggi. 

Ria Ricis Resmi Cerai dari Teuku Ryan, Apa Langkah Selanjutnya?

Kedua kunci ini menjadi benteng untuk mempersiapkan perempuan lebih tangguh menghadapi ragam permasalahan rumah tangga, termasuk cerai dan KDRT itu. 

Coping mechanism sendiri, sebut Maria, merupakan bentuk dari strategi untuk mengatasi stres yang tinggi dalam berbagai masalah. Sementara, resiliensi sebagai bentuk kesiapan agar mampu bangkit dari masalah yang membuat terpuruk. Salah satu caranya, melalui kemandirian secara ekonomi, baik itu bekerja atau memiliki usaha sendiri yang membantu kepercayaan diri sehingga mudah bangkit.

Halaman Selanjutnya
img_title