Medali Emas di SEA Games Meningkat, Keberhasilan atau Hanya Semu? Ini Kata Oegroseno

Komjen Pol (Purn) Oegroseno - Bakal Caketum KOI
Sumber :
  • Viva.co.id

VIVA Jabar - Peningkatan jumlah medali emas di SEA Games 2023 menjadi isu debatable. Banyak yang menilai sebagai keberhasilan, tapi tak sedikit pula yang menganggap peningkatan jumlah raihan emas itu bukan tolak ukur kesuksesan. 

Dinilai Punya Potensi, Timnas Indonesia U-23 Diharap Lolos ke Olimpiade 2024 Paris

Salah seorang kandidat Caketum NOC of Indonesia atau Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Oegroseno mengkritisi suksesi Timnas Indonesia di laga 2 tahunan itu. 

Bagi Oegroseno, yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PP PTMSI) itu, keberhasilan bukan saja dilihat dari dalam. Keberhasilan bukan saja dilihat dari angka-angka pundi medali, melainkan bagaimana publik atau masyarakat luas memberikan penilaian. 

Kecewa, Beckham Putra Tak Bisa Bela Timnas Indonesia di Piala Asia U-23

Diakuinya, secara pribadi tidak memiliki hak untuk memberikan penilaian. Ia pun tidak dalam posisi mutlak untuk memberikan penilaian apakah kontingen Indonesia berhasil atau tidak di SEA Games Kamboja. 

Menurut Oegroseno, alangkah bijak dan elegan, penilaian itu dilakukan secara terbuka dan biarkanlah masyarakat yang menilai. 

Park Hang-seo Diminta Kembali Latih Timnas Vietnam, Jawabannya Bikin Kaget

"Jangan sampai kita mengklaim keberhasilan yang semu dan itu sama saja dengan kebohongan publik," tegasnya

Lebih lanjut, dalam kaitan proses peningkatan prestasi, menurut pria lulusan Akpol 1978 ini, ke depan KOI jangan hanya memiliki misi dan visi perolehan medali saja, melainkan harus melihat dari hulu ke hilir tentang proses pembinaan yang dilakukan oleh induk organisasi cabor. 

Dia menyebutkan, hampir 4 tahun PP PTMSI sebagai induk organisasi tenis meja yang legal di dunia dan Indonesia belum pernah menerima kunjungan dan diskusi dengan KOI.

"Kami merasakan KOI itu jauh dari induk organisasi cabor khususnya tenis meja. Hal ini terbukti saat review pra multi event seperti SEA Games dan sebagainya. Seharusnya data Binpres atlet menjadi data base atlet Indonesia yang perlu dikuasai oleh KOI ke depan bersama induk organisasi cabor," ujar Oegroseno

Melihat dinamika di dunia olahraga ini, Oegroseno merasa terpanggil untuk ikut berpartisipasi dalam kepemimpinan KOI ke depan. Komjen Pol (Purn) Oegroseno menyatakan kesiapannnya menjadi calon Ketua Umum NOC of Indonesia atau Komite Olimpiade Indonesia (KOI). 

Mantan Wakapolri itu menyatakan, tujuan dari pencalonannya di bursa pemilihan Caketum KOI yang sudah dideklarasikan pada 23 Maret 2023, bukan karena mencari nama apalagi popularitas tetapi sebagai ladang pengabdian kepada bangsa dan negara

Menurut Dia, dengan memegang teguh dua prinsip tersebut, Ia berkeyakinan mampu menjadikan KOI ibarat rumah sendiri. 

"Sejak awal saya katakan menjadi calon Ketua Umum KOI bukan persoalan kalah atau menang, tapi marilah kita belajar berdemokrasi secara sehat dan benar. Tak ada rekayasa yang menguntungkan calon tertentu," ujar Oegroseno

Mantan Kapolda Sumut ini menyatakan kesiapannya untuk menghadapi kontestasi pemilihan Caketum KOI yang akan berlangsung pada 30 Juni 2023 di Jakarta, sekalipun bila harus dengan situasi 'head to head' dengan petahana Raja Sapta Oktohari

Dia juga tidak merasa risau dengan deklarasi dukungan kepada petahana RSO, sepanjang dukungan itu murni dan bukan rekayasa. Tak segan-segan, Oegroseno mengajak semua elemen olahraga Indonesia terutama para cabor pemilik suara untuk bersama-sama menciptakan demokrasi yang sehat dan elegan.

"Saya ini sudah dikepung kiri kanan, atas bawah hanya mempertahankan kebenaran sebagai Ketua Umum PP. PTMSI. Sejauh hal itu prinsip kebenaran, sampai kapan pun saya pertahankan," pungkas Oegroseno. 

Perlu diketahui, sebelumnya mantan Wakapolri itu telah mendeklarasikan pencalonannya sebagai Ketua Umum KOI pada 23 Maret 2023. Kongres KOI dijadwalkan berlangsung 30 Juni 2023 di Jakarta dan sudah 2 nama yang mendeklarasikan diri sebagai calon Ketua Umum KOI, yakni Oegroseno dan petahana Raja Sapta Oktohari (RSO).