Merinding, Ini Sejarah dan Fakta Menarik Kebun Raya Bogor

Kebun Raya Bogor
Sumber :
  • VIVA

Adanya kebun ini juga tak luput dari pengaruh kedatangan Bangsa Inggris ke Idonesia, adalah Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles (1811-1814) yang ada di baliknya. Cikal bakal Kebun Raya Bogor sudah ada sejak masa pemerintahan Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles. Kebun itu dirintis oleh Raffles dan istrinya Olivia Mariamne Devenish. Alias Olivia Raffles.

Momen Bersejarah: Ryan dan Million Resmi Bergabung dengan Skuad Garuda

Raffles memilih kawasan Buitenzorg (kini dinamakan Bogor) sebagai tempat tinggal. Keputusan Raffles yang tak mau berkantor di Batavia jadi muaranya. Ia tak mau melanjutkan pemerintahan ala pemimpin Hindia-Belanda sebelumnya. Raffles beranggapan berkantor di Batavia sama saja seperti bunuh diri terjangkit penyakit tropis.

Raffles dan istrinya Olivia pun menempati Istana Buitenzorg (kini: Istana Bogor). Keduanya menikmati kehidupan di Kota Hujan itu. Bahkan, Raffles dan Olivia sampai membuat taman Indah di halaman istananya, Semua karena ketertarikan keduanya terhadap dunia botani.

Ibu Negara Sangat Berpengaruh Bagi Indonesia Meski Tidak Diatur Oleh Hukum

Setelahnya, taman mereka di Istana Buitenzorg dilirik banyak orang. Ahli botani asal Jerman, C.G.C. Reindwardt, salah satunya. Reindwardt ingin taman itu menjelma sebagai kebun yang berguna. Ia juga ingin supaya tempat itu dijadikan tempat pendidikan guru pertanian dan sebuah tempat yang mengoleksi tumbuh-tumbuhan. Gayung pun bersambut. Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen menyetujui ide itu.

Pada tahun 1814 Olivia Raffles (istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles) meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di Batavia. Sebagai pengabadian, monumen untuknya didirikan di Kebun Raya Bogor. Ide pendirian Kebun Raya bermula dari seorang ahli biologi yaitu Abner yang menulis surat kepada Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen.

Fakta Menarik Dari Game Marvel's Spiderman 2 yang Wajib Anda Tau

Dalam surat itu terungkap keinginannya untuk meminta sebidang tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan yang berguna, tempat pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan bagi pengembangan kebun-kebun yang lain. Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt adalah seseorang berkebangsaan Jerman yang berpindah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Ia lalu diangkat menjadi menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya.

Ia tertarik menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan. Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti "tidak perlu khawatir"). Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense.

Halaman Selanjutnya
img_title