Polisi Ungkap Terduga Pelaku Pencabulan di Purwakarta Bukan Pimpinan Pondok Pesantren
- viva.co.id
VIVA Jabar – Warga Desa Salem, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat baru-baru ini dibuat geram oleh seorang guru ngaji berinisial ON. Pasalnya, ia diduga telah melakukan tindak asusila dengan mencabuli muridnya.
Kegeraman warga tersebut berujung pada perusakan rumah terduga pelaku, dimana anak-anak yang menjadi korban pencabulan itu belajar mengaji.
Kapolres Purwakarta, AKBP Edwar Zulkarnain mengatakan pihaknya telah menerima laporan kasus asusila itu. Edwar menyebut bahwa pencabulan tersebut dilakukan ON sejak 2019 lalu.
"Kasus dugaan pencabulan anak ini dilaporkan, pada Sabtu, 9 Desember 2023 setelah salah satu korban bercerita kepada orangtuanya. Berdasarkan keterangan korban, pelaku yang merupakan guru ngaji di wilayah tersebut melakukan perbuatan itu dari tahun 2019 sampai dengan Maret 2023," ujar Edwar kepada wartawan, Sabtu (9/12/2023).
Edwar juga mengungkapkan pihaknya kini tengah mengusut dan memburu terduga pelaku pencabulan itu. Diketahui, terduga pelaku melarikan diri usai warga merusak rumah sekaligus pesantren miliknya.
"Sedang dalam penyelidikan, mencari keberadaan pelaku." Kata Edwar.
Selanjutnya, Edwar menegaskan bahwa terduga pelaku pencabulan itu bukanlah pimpinan pondok pesantren, melainkan hanya guru ngaji biasa.
Selanjutnya, Edwar mengungkapkan bahwa kasus pencabulan tersebut bukan terjadi di pondok pesantren. Tapi terjadi di rumah pelaku.
"Pelaku ini guru ngaji bukan pimpinan Pondok Pesantren. Jadi peristiwa ini terjadi bukan di sebuah Pondok Pesantren melainkan rumah pelaku yang dijadikan tempat belajar mengaji di Desa itu. Pelaku sedang dalam pengejaran anggota kami," katanya.
Dalam keterangan tambahannya, Edwar menuturkan bahwa hingga saat ini sudah ada 4 orang korban yang melakukan laporan kepada pihak kepolisian.
Dia masih mengkhawatirkan masih ada korban lain yang belum melapor.
"Baru ada 4 orang korban yang melapor ke Polres Purwakarta dan kemungkinan korbannya akan bertambah. Rata-rata korban merupakan anak dibawa umur," ungkapnya.